SEJARAH DESA BATURUYUK
Pada abad ke-15
terjadilah peperangan antara Cierbon dengan Talaga, Cirebon dipimpin oleh Sunan
Kalijaga, Talaga dimpin oleh Arya Sangling (Arya Salingsingan), asal mula
Cirebon besanan dengan demak, waktu arak-arakan pengantin Cirebon dengan Demak
melampaui batas wilayah Kerajaan Talaga, maka Kerajaan Talaga merasa dihina dan
diremehkan oleh rombongan dari Cirebon, terjadilah peperangan dan berakhir
Talaga yang dipimpin Pucuk Umun jatuh ketangan Cirebon pada tahun 1528 masehi. Talaga
waktu itu beragama Hindu. Dengan tertangkapnya Arya Salingsing masuk agama
Islam tahun 1528 masehi. Pucuk Umun dan Nyi Ratu Mandapa lolos melarikan diri
dari keraton Talaga. Pucuk Umun ayah dari Arya Salingsing, Nyi Sekar Mandapa
bibi dari Arya Salingsing. Syahdan, Sunan Kalijaga membawa Arya Salingsing ke
Cirebon dan sampai disana dinikahkan dengan Dewi Ambarwati atau Putri Cirebon.
Arya Salingsing minta diri kepada Sunan Kalijaga untuk bertapa dan meninggalkan
sang istri yang sedang hamil 7 bulan, setelah itu Arya Salingsing berangkat
bertapa menuju Alas (hutan) Kaso, diceritakan di Keraton Cirebon, Ratu Mas Dewi
Ambarwati melahirkan bayi laki-laki tetapi suaminya belum juga datang. Setelah
bayi berumur 3 bulan Arya Salingsing datang dari pertapaan Alas Kasokandayama
dan sampai di rumah tercengang melihat istrinya punya anak umur 3 bulan. Arya
Sangling bertanya “saya ingin tahu apakah betul anak ini anak saya ? kalau
memang anak saya, akan saya lempar anak ini ke sungai yang deras, kalau anak
ini selamat berarti benar-benar anak saya, kalau mati ini bukan anak saya”.
Ternyata bayi itu selamat dan langsung diberi nama Raden Jaka Kambang (sebab
waktu dibuang ambang ampul / timbul tenggelam di air) selanjutnya Arya
Salingsing permisi mau melanjutkan bertapa lagi dan berpesan apabila telat
datang supaya anak saya disuruh menyusul saya berada di Alas Kaso dan sampai
sekarang tempat itu diberi nama Desa Kasokandel, setelah lima belas tahun
lamanya, anaknya minta diri kepada ibunya untuk mencari sang ayah yang berada
di Alas Kaso (lebih kurang 40 kilometer dari Cirebon), sang ibu memberi do’a,
kemudian berangkatlah Raden Jaka Kambang Syahdan, di perjalanan melalui hutan
lebat bernama Wana Ageng, sampai sekarang tempat tersebut menjadi Desa Leuweung
Gede, seterusnya Jaka Kambang menuju sebelah barat dan menuju langsung Alas
Kaso dan akhirnya tiba di Alas Kondayama atau Alas Kaso. Raden Jaka Kambang
melihat pohon beringin, lalu tertidur pulas di bawah pohon tersebut dan
bermimpi: “Raden Jaka Kambang kalau kamu ingin bertemu ayahmu, berangkatlah
menuju sebelah timur nanti kalau ketemu sungai kecil kamu menyusuri arus sungai
menuju sebelah utara disitulah ayahmu berada, itulah Alas Kondayama tempat
bersemayam nenek tuamu”. Raden Jaka Kambang melaksanakan titah impian tersebut
di situ ada pohon beringin dan langsung dia akan memotong pohon beringin
tersebut tetapi mendadak pohon beringin hilang menjadi seorang pahlawan yang
gagah, orang tersebut bertanya “siapa kamu ini sebenarnya?” Raden Jaka Kambang
menjawab saya adalah putra dari Rama Arya Salingsingan”. Nah ternyata orang
yang gagah tersebut adalah Raden Salingsingan, ia berkata, “inilah ayah Raden
yang ditinggalkan waktu masih kecil” maka Raden Jaka Kambang bersujud sambil
merangkul ayahnya, maka terjadilah Mandapa
atau dalam istilah sunda Mandap ka
bapa. Selanjutnya diceritakan dari Keraton Cirebon, Sunan Kalijaga diberi
tugas oleh Syekh Syarif Hidayatullah untuk menjemput Nyi Sekar Mandapa ke
Cirebon dan sama-sama memeluk agama Islam, tetapi sampai Syekh Durahman sudah
dua kali mengajak, malah menghilang tidak mau memeluk Islam. Pada waktu itu
Syekh Durahman menjadi guru Agama Islam dan memandikan orang yang mau memeluk
Islam di wilayah Alas Kondayama dan membuat sumur tempat berwudhu atau abdas
yang sekarang disebut Sumur Bado asal kata dari badan, yang diberi tugas
menunggu sumur itu adalah Nyi Mas Astrawinata yaitu sesepuh Alas Kondayama.
Selanjutnya Nyi Sekar Mandapa sampai di situ tempat yang diberi nama Sabayu asal kata suatu tempat disaba ning wong ayu (kedatangan orang
cantik) dan asal mula Nyi Sekar Mandapa datang dan bercocok tanam di suatu
tempat yang banyak bantuannya. Pada waktu itu tempat tersebut diberi nama Baturuyuk asal kata Bercocok Tanam
dalam tanah yang bercampur batu dan yang memberi nama adalah para wali dari Cirebon, diantaranya
adalah Sunan Kalijaga.
2 komentar:
bagai mana cara bikin surat pindah online
Masya Allah Quwwata illah billah.. temapt kelahiran saya di Baturuyuk
Posting Komentar